Rabu, 17 Juni 2009

Turun Berok, Penyakit Semua Umur

Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum

Bisa dikata ini penyakit semua umur. Apa yang salah? Adakah cara menanggulanginya selain operasi?

Pak Kar, 62 tahun, sudah lama merasa kantong buah zakarnya membesar. Namun, ía mendiamkan karena tak ada keluhan apa pun di sana. Awalnya hanya kecil saja. Lama-lama semakin besar, dan ía makin susah mengenakan pakaian dalam. Ada yang tersangkut di bagian tengah, saking sudah lebih besarnya ukuran kantong buah zakar.

Bu Sal juga begitu. Tentu bukan di kantong buah zakar, melainkan di pinggir kemaluannya. Di dekat selangkangannya ada tonjolan sebesar buah duku. Tak tahu kapan mula timbulnya, tahu-tahu sudah ada begitu. Sama halnya seperti yang diderita Pak Kar, dokter menyebut kedua kasus itu sebagai hernia.

Bawaan atau Didapat

Di selangkangan bayi belum lahir terdapat pipa saluran. Pada bayi lelaki, saluran itu menjadi tempat turunnya buah zakar.

Rata-rata pada umur kehamilan 8 bulan, buah zakar sudah turun melalui pipa selangkangan, mengisi kantong buah zakar. Begitu bayi lahir, pipa saluran selangkangan yang berhulu pada dinding perut bagian bawah ini akan menutup. Pada bayi perempuan, pipa tidak terpakai, tetapi tetap akan menutup juga.

Namun, adakalanya saluran ini belum menutup setelah bayi lahir. Tidak menutupnya saluran ini bisa terjadi pada kedua sisi. Umumnya lebih sering pada selangkangan sisi kanan. Bila yang kanan tidak menutup, sisi yang kiri pasti juga tidak menutup.

Kita mengenal ada beberapa jenis hernia, tetapi jenis hernia selangkangan (hernia inguinalis) ini yang paling sering terjadi.

Mengapa?

Oleh karena saluran selangkangan yang mestinya menutup masih terbuka, memungkinkan isi perut, baik itu usus maupun bagian lain dari usus (omentum), untuk memasuki liang saluran yang masih menganga itu, lalu menonjol keluar dari dinding perut. Tonjolan isi jeroan perut itulah yang kemudian menimbulkan tanda hernia. Isi tonjolan tentu akan terdiri dari jeroan sendiri, cincin liang saluran yang masih menganga, dan kantong jeroan.

Bila kelemahan itu bawaan sejak lahir, biasanya langsung kelihatan ada tonjolan abnormal di selangkangan. Mungkin belum begitu tampak nyata saat bayi baru lahir, baru menonjol setelah beberapa bulan kemudian. Dengan semakin sering bayi menangis, semakin lekas tonjolan hernia itu membesar. Dalam keadaan normal, saluran ini akan segera menutup setelah bayi berumur 2 bulan.

Oleh karena tonjolan itu menyusup kehuar dari saluran tempat jalan keluarnya buah zakar sewaktu bayi masih di kandungan, isi tonjolan bisa juga sampai memasuki kantong buah zakar. Tonjolan yang mencapai kantong buah zakar ini yang lalu menimbulkan hernia scrotalis alias burut bin kelingsir binti turun berok.

Bila bayi tidak membawa cacat bawaan untuk turun berok, ia mungkin bisa mendapatkannya setelah dewasa. Umumnya terjadi pada peniup terompet, ibu yang sering melahirkan, pekerja angkat berat (termasuk binaragawan), atau akibat sering batuk keras yang lama. Kendati orang tidak memiliki kelemahan bawaan pada dinding perutnya, bisa saja mendadak menderita turun berok akibat tekanan rongga perut yang sering meninggi.

Bisa Didorong Masuk

Pasien hernia bisa memeriksa sendiri tonjolannya. Bila hernia terjadi di selangkangan, pasien bisa meraba adanya tonjolan di situ. Tonjolan bisa muncul sewaktu-waktu saat tekanan di dalam rongga perut meningkat, misal saat mengedan keras atau sehabis mengangkat barang berat.

Pada awalnya tonjolan tersebut bisa masuk kembali setelah dibawa berbaring, dan akan muncul lagi pada saat-saat tekanan di rongga perut meningkat. Semakin sering tonjolan itu muncul, semakin menjadi besar ukurannya. Itu berarti jadi makin lemah liang saluran di dinding perut, dan semakin banyak isi perut yang ikut keluar dari dinding perut.

Lama-kelamaan tonjolan yang semakin besar itu mungkin tidak bisa spontan masuk kembali dengan sendirinya, tetapi bisa dibantu masuk dengan jari (hernia reponable). Kasus hernia sampai tahap demikian masih belum tergolong berat.

Namun, bila keadaan hernia yang belum tergolong berat ini didiamkan, lama-lama bisa bertambah berat. Tonjolan yang makin lama makin membesar, dan mungkin sudah terjadi perlengketan di dalamnya, bisa sampai ke tahapan si tonjolan sudah tak bisa dimasukkan kembahi (hernia irreponable). Pada kondisi ini hernia harus segera ditolong.

Isi jeroan dalam tonjolan yang semakin besar dan terjebak tidak bisa masuk kembahi ke rongga perut yang sudah mulai bermasalah. Karena usus sendiri punya mobilitas, sehingga usus bisa terpelintir dalam kantong hernia, maka terjadi penjepitan pada usus yang terjebak keluar itu (hernia incaserata).

Bila isi hernia yang terjepit semakin bertambah besar, lama-kelamaan usus akan tercekik, lalu tak mendapatkan aliran darah lagi. Kondisi terminal hernia inilah yang perlu tindakan gawat darurat (hernia strangulata). Bila keadaan ini pun dibiarkan, jaringan usus akan membusuk, mati, dan rusak, lalu terjadi gawat darurat perut (acute abdomen).

Hernia bukan saja bisa terjadi di selangkangan dan kantong buah zakar, tapi bisa pula di pusar (hernia umbilicalis), di sekat rongga perut (hernia diaphragma), atau di bagian-bagian dalaman tubuh lain. Hernia diaphragma tergolong kasus berat.

Jeroan perut memasuki celah abnormal sekat rongga badan, sekat antara rongga perut dengan rongga dada. Kasus demikian memerlukan koreksi segera.

Hernia di pusar biasanya akan menutup sendiri setelah bayi bertambah besar, sehingga umumnya tidak memerlukan koreksi bedah. Tidak demikian dengan hernia jenis lainnya.

Perlu Dikoreksi

Hernia bawaan pada bayi biasanya langsung dikoreksi. Setelah bayi cukup kuat, tindakan bedah dilakukan. Tujuannya menutup liang saluran yang masih membuka agar isi usus yang menonjol keluar tidak terus membesar dan bermasalah.

Hernia bawaan pada bayi yang tidak dikoreksi akan lebih lekas membesar bila bayi sering menangis. Tonjolan hernia semakin kelihatan nyata bila bayi sedang menangis, apalagi bila menangis keras.

Hernia yang baru muncul pada orang dewasa perlu dikoreksi juga, walaupun tidak harus segera. Namun, operasi menjadi darurat bila hernia sudah sampai pada tahap tidak bisa dimasukkan kembali, dan statusnya sudah tercekik (strangulata). Di sini bukan saja liang hernianya yang harus ditutup, si usus yang sudah membusuk, mati, dan rusak, harus dipotong dan dibuang sebelum pecah spontan.

Hernia umumnya tidak bergejala, tidak juga muncul keluhan berarti, selain hanya tampak tonjolan saja selagi kumat. Namun, pada hernia yang sudah terjepit atau tetcekik, sudah timbul kehuhan yang lebih berat, seperti gejala kembung, rasa melilit di perut, muntah-muntah, dan mungkin sembelit.

Bila cekikan hernia bertambah kuat dengan bertambah banyaknya usus yang terjebak menonjol keluar, kulit pada bagian yang menonjol akan menjadi kemerahan karena usus yang terjepit di situ sudah meradang. Pasien tampak gelisah sebagai tanda keadaan gawat darurat.

Agar kondisi seperti itu tidak sampai terjadi, dianjurkan hernia sudah dikoreksi selagi masih di awal-awal. Tidak ada jaminan hernia tak bisa bertambah besar dan terancam akan terjepit dengan bergesernya waktu, kendati sudah dijaga agar tidak sering menonjol. @

Tidak ada komentar: